Friday, December 5, 2008

Manasik Haji


Penulis : Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc.

Kita sering dihadapkan pada ragam ibadah yang berbeda satu dengan lainnya. Namun ketika telah mengikrarkan syahadat Muhammadarrasulullah, maka yang semestinya terpatri di benak kita adalah meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segenap aspek dan tata cara ibadah, termasuk berhaji.

Pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadi dambaan setiap muslim. Predikat ‘Haji Mabrur’ yang tiada balasan baginya kecuali Al-Jannah (surga) tak urung menjadi target utama dari kepergiannya ke Baitullah. Namun, mungkinkah semua yang berhaji ke Baitullah dapat meraihnya? Tentu jawabannya mungkin, bila terpenuhi dua syarat:
1. Di dalam menunaikannya benar-benar ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena mencari pamor atau ingin menyandang gelar ‘Pak haji’ atau ‘Bu haji/hajjah’.

2. Ditunaikan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Para pembaca, sebagaimana disebutkan dalam bahasan yang lalu bahwa ibadah haji ada tiga jenis; Tamattu’, Qiran, dan Ifrad. Bagi penduduk Indonesia, haji yang afdhal adalah haji Tamattu’. Hal itu dikarenakan mayoritas mereka tidak ada yang berangkat haji dengan membawa hewan kurban. Walhamdulillah, selama ini mayoritas jamaah haji Indonesia berhaji dengan jenis haji tersebut. Maka dari itu akan sangat tepat bila kajian kali ini lebih difokuskan pada tatacara menunaikan haji Tamattu’.
Saudaraku, jamaah haji Indonesia –menurut kebiasaan– terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan berangkat ke kota Madinah terlebih dahulu, dan setelah tinggal beberapa hari di sana, barulah berangkat ke kota suci Makkah. Sehingga untuk jamaah haji kelompok pertama ini, start ibadah hajinya dari kota Madinah dan miqatnya adalah Dzul Hulaifah. Adapun kelompok kedua, mereka akan langsung menuju kota Makkah, dan miqatnya adalah Yalamlam yang jarak tempuhnya sekitar 10 menit sebelum mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Sehingga start ibadah hajinya (niat ihramnya) sejak berada di atas pesawat terbang.
Adapun manasik haji Tamattu’ yang dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut:
1. Bila anda telah berada di miqat, maka mandilah sebagaimana mandi janabat, dan pakailah wewangian pada tubuh anda bila memungkinkan. Mandi tersebut juga berlaku bagi wanita yang haidh dan nifas. Untuk kelompok kedua yang niat ihramnya dimulai ketika di atas pesawat terbang, maka mandinya bisa dilakukan di tempat tinggal terakhirnya menjelang penerbangannya.
2. Kemudian pakailah kain ihram yang terdiri dari dua helai (yang afdhal berwana putih); sehelai disarungkan pada tubuh bagian bawah dan yang sehelai lagi diselempangkan pada tubuh bagian atas. Untuk kelompok kedua yang niat ihramnya dimulai ketika di atas pesawat terbang, maka pakaian ihramnya bisa dikenakan menjelang naik pesawat terbang atau setelah berada di atas pesawat terbang, dengan jeda waktu yang agak lama dengan miqatnya agar ketika melewati miqat dalam kondisi telah mengenakan pakaian ihramnya. Adapun wanita, tidaklah mengenakan pakaian ihram tersebut di atas, akan tetapi mengenakan pakaian yang biasa dikenakannya dengan kriteria menutup aurat dan sesuai dengan batasan-batasan syar’i.
3. Kemudian (ketika berada di miqat) berniatlah ihram untuk melakukan umrah dengan mengatakan:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً

“Kusambut panggilan-Mu untuk melakukan umrah.”
Kemudian dilanjutkan dengan ucapan talbiyah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

“Kusambut panggilan-Mu Ya Allah, kusambut panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kusambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kerajaan hanyalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu.”
Perbanyaklah bacaan talbiyah (umrah) ini dengan suara yang lantang1 sepanjang perjalanan ke Makkah, dan berhentilah dari talbiyah ketika menjelang thawaf. Hindarilah talbiyah secara bersama-sama (berjamaah), karena yang demikian itu tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum.
Di antara hal-hal yang harus diperhatikan ketika berihram adalah sebagai berikut:
Menjalankan segala apa yang telah diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti shalat lima waktu dan kewajiban-kewajiban yang lainnya.
Meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di antaranya; kesyirikan, perkataan kotor, kefasikan, berdebat dengan kebatilan, dan kemaksiatan lainnya.
 Tidak boleh mencabut rambut atau pun kuku, namun tidak mengapa bila rontok atau terkelupas tanpa sengaja.
Tidak boleh mengenakan wewangian baik pada tubuh ataupun kain ihram. Dan tidak mengapa adanya bekas wewangian yang dikenakan sebelum melafazhkan niat ihram.
 Tidak boleh berburu atau pun membantu orang yang berburu.
 Tidak boleh mencabut tanaman yang ada di tanah suci, tidak boleh meminang wanita, menikah, atau pun menikahkan.
Tidak boleh menutup kepala dengan sesuatu yang menyentuh (kepala tersebut) dan tidak mengapa untuk memakai payung, berada di bawah pohon, ataupun atap kendaraan.
 Tidak boleh memakai pakaian yang sisi-sisinya melingkupi tubuh (baju, kaos), imamah (sorban), celana, dan lain sebagainya.
Diperbolehkan untuk memakai sandal, cincin, kacamata, walkman, jam tangan, sabuk, dan tas yang digunakan untuk menyimpan uang, data penting dan yang lainnya.
Diperbolehkan juga untuk mengganti kain yang dipakai atau mencucinya, sebagaimana pula diperbolehkan membasuh kepala dan anggota tubuh lainnya.
 Tidak boleh (bagi yang sudah berniat haji) melewati miqatnya dalam keadaan tidak mengenakan pakaian ihram.
Apabila larangan-larangan ihram tersebut dilanggar, maka dikenakan dam (denda) dengan menyembelih hewan kurban (seekor kambing/sepertujuh unta/sepertujuh sapi).
4. Bila telah tiba di Makkah (di Masjidil Haram) maka pastikan telah bersuci dari hadats (sebagai syarat thawaf, menurut madzhab yang kami pilih).
5. Lalu selempangkanlah pakaian atas ke bawah ketiak kanan, dengan menjadikan pundak kanan terbuka dan pundak kiri tetap tertutup.
6. Kemudian lakukanlah thawaf sebanyak 7 putaran. Dimulai dari Hajar Aswad dengan memosisikan Ka’bah di sebelah kiri anda, sambil mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar.” Dari Hajar Aswad sampai ke Hajar Aswad lagi, terhitung 1 putaran.
 Disunnahkan berlari-lari kecil (raml) pada putaran ke-1 hingga ke-3 pada thawaf qudum.
 Disunnahkan pula setiap kali mengakhiri putaran (ketika berada di antara 2 rukun: Yamani dan Hajar Aswad) untuk membaca:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan juga kebaikan di akhirat, serta jagalah kami dari adzab api neraka.”
Disunnahkan pula setiap kali tiba di Hajar Aswad untuk mencium atau memegangnya lalu mencium tangan yang digunakan untuk memegang tersebut, atau pun berisyarat saja dengan tangan (tanpa dicium), sambil mengucapkan: “Allahu Akbar”2 atau “Bismillahi Allahu Akbar”3.
Disunnahkan pula setiap kali tiba di Rukun Yamani untuk menyentuh/mengusapnya tanpa dicium dan tanpa bertakbir. Dan bila tidak dapat mengusapnya maka tidak disyariatkan mengusapnya.
 Bila terjadi keraguan tentang jumlah putaran Thawaf, maka ambillah hitungan yang paling sedikit.
7. Seusai Thawaf, tutuplah kembali pundak kanan dengan pakaian atas anda, kemudian lakukanlah shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim (tempat berdirinya Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah) walaupun agak jauh darinya. Dan bila kesulitan (tidak memungkinkan) mendapatkan tempat di belakang Maqam Ibrahim maka tidak mengapa shalat di bagian mana saja dari Masjidil Haram. Disunnahkan pada rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dan Al-Kafirun, sedangkan pada rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlash.
8. Kemudian minumlah air zam-zam dan siramkan sebagiannya pada kepala.
9. Lalu ciumlah/peganglah Hajar Aswad bila memungkinkan, dan tidak dituntunkan untuk berisyarat kepadanya.4
10. Setelah itu pergilah ke bukit Shafa untuk bersa’i. Setiba di Shafa bacalah:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِاللهِ

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu termasuk dari syi’ar-syi’ar Allah.” (Al-Baqarah: 158)

أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ

“Aku memulai (Sa’i) dengan apa yang dimulai oleh Allah (yakni Shafa dahulu kemudian Marwah, pen.).”
11. Kemudian menghadaplah ke arah Ka’bah (dalam keadaan posisi masih di Shafa), lalu ucapkanlah:

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya segala kerajaan dan pujian, Dzat yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan serta Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, yang telah menepati janji-Nya, memenangkan hamba-Nya dan menghancurkan orang-orang bala tentara kafir tanpa bantuan siapa pun.”
Ini dibaca sebanyak 3 kali. Setiap kali selesai dari salah satunya, disunnahkan untuk berdoa memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala segala apa yang kita inginkan.
12. Setelah itu berangkatlah menuju Marwah, dan ketika lewat di antara dua tanda hijau percepatlah jalan anda lebih dari biasanya. Setiba di Marwah lakukanlah seperti apa yang dilakukan di Shafa (sebagaimana yang terdapat pada point ke-11 di atas). Dengan demikian telah terhitung satu putaran. Lakukanlah yang seperti ini sebanyak 7 kali (dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah).
13. Seusai Sa’i, lakukanlah tahallul dengan mencukur rambut kepala secara merata (bagi pria) dan bagi wanita dengan memotong sepanjang ruas jari dari rambut yang telah disatukan. Dengan bertahallul semacam ini, maka anda telah menunaikan ibadah umrah dan diperbolehkan bagi anda segala sesuatu dari mahzhuratil Ihram (hal-hal yang dilarang ketika berihram).
14. Tanggal 8 Dzul Hijjah (hari Tarwiyah), merupakan babak kedua untuk melanjutkan rangkaian ibadah haji anda. Maka mandilah dan pakailah wewangian pada tubuh serta kenakan pakaian ihram.
15. Setelah itu berniatlah ihram untuk haji dari tempat tinggal anda di Makkah, seraya mengucapkan:

لَبَّيْكَ حَجًّا

“Kusambut panggilan-Mu untuk melakukan ibadah haji.”
Kemudian lantunkanlah ucapan talbiyah5:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

“Kusambut panggilan-Mu Ya Allah, kusambut panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, kusambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kerajaan hanyalah milik-Mu tiada sekutu bagi-Mu.”
Dengan masuknya ke dalam niat ihram haji ini, berarti anda harus menjaga diri dari segala mahzhuratil ihram sebagaimana yang terdapat pada point ke-3.
16. Kemudian berangkatlah menuju Mina untuk mabit (menginap) di sana. Setiba di Mina kerjakanlah shalat-shalat yang 4 rakaat (Dzuhur, Ashar, dan ‘Isya) menjadi 2 rakaat (qashar) dan dikerjakan pada waktunya masing-masing (tanpa dijama’).
17. Ketika matahari telah terbit di hari 9 Dzul Hijjah, berangkatlah menuju Arafah (untuk wukuf). Perbanyaklah talbiyah, dzikir dan istighfar selama perjalanan anda menuju Arafah.
18. Setiba di Arafah (pastikan bahwa anda benar-benar berada di dalam areal Arafah), manfaatkanlah waktu anda dengan memperbanyak doa sambil menghadap kiblat dan mengangkat tangan, serta dzikrullah. Karena saat itu anda sedang berada di tempat yang mulia dan di waktu yang mulia (mustajab) pula. Sebaik-baik bacaan yang dibaca pada hari itu adalah:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya segala kerajaan dan pujian, dan Dia adalah Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmidzi no. 3585, dari hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma. Dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.1503)
Untuk selebihnya anda bisa membaca tuntunan doa-doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang anda kehendaki. Lakukanlah amalan-amalan mulia di atas hingga matahari terbenam. Adapun shalat Dzuhur dan Ashar di Arafah, maka keduanya dikerjakan di waktu Dzuhur (jama’ taqdim) 2 rakaat - 2 rakaat (qashar), dengan satu adzan dan dua iqamat.
19. Ketika matahari terbenam, berangkatlah menuju Muzdalifah dengan tenang sambil selalu melantunkan talbiyah. Setiba di Muzdalifah, kerjakanlah shalat Maghrib dan ‘Isya di waktu ‘Isya (jama’ ta`khir) dan diqashar (Maghrib 3 rakaat, ‘Isya 2 rakaat), dengan satu adzan dan dua iqamat. Kemudian bermalamlah di sana hingga datang waktu shubuh. Seusai mengerjakan shalat shubuh, perbanyaklah doa dan dzikir sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan, hingga hari nampak mulai terang (sebelum matahari terbit).
20. Kemudian (sebelum matahari terbit), berangkatlah menuju Mina sambil terus bertalbiyah. Bila ada para wanita atau pun orang-orang lemah yang bersama anda, maka diperbolehkan bagi anda untuk mengiringi mereka menuju Mina di pertengahan malam. Namun melempar jumrah tetap dilakukan setelah matahari terbit.
21. Ketika tiba di Mina (tanggal 10 Dzul Hijjah) kerjakanlah hal-hal berikut ini:
Lemparlah jumrah Aqabah dengan 7 batu kerikil (sebesar kotoran kambing) dengan bertakbir pada tiap kali lemparan. Pastikan setiap lemparan yang anda lakukan mengenai sasarannya.
Sembelihlah Hadyu (hewan kurban), makanlah sebagian dagingnya serta shadaqahkanlah kepada orang-orang fakir yang ada di sana. Boleh juga penyembelihan ini diwakilkan kepada petugas resmi dari pemerintah Saudi Arabia yang ada di Makkah dan sekitarnya. Bila tidak mampu membeli atau menyembelih hewan kurban, maka wajib puasa tiga hari di hari-hari haji (boleh dilakukan di hari-hari Tasyriq, namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah6) dan tujuh hari setelah pulang ke kampung halaman.
Potong atau cukurlah seluruh rambut kepala anda secara merata, dan mencukur habis lebih utama. Adapun wanita cukup memotong sepanjang ruas jari dari rambut kepalanya yang telah disatukan.
Demikianlah urutan paling utama dari sekian amalan yang dilakukan di Mina pada tanggal 10 Dzul Hijjah tersebut, namun tidak mengapa bila didahulukan yang satu atas yang lainnya.
22. Bila anda telah melempar jumrah Aqabah dan menggundul (atau mencukur rambut), maka berarti anda telah bertahallul awal. Sehingga diperbolehkan bagi anda untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang ketika berihram, kecuali satu perkara yaitu menggauli isteri.
23. Pakailah wewangian, kemudian pergilah ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah/thawaf haji (tanpa lari-lari kecil pada putaran ke-1 hingga ke-3), berikut Sa’i-nya. Dengan selesainya amalan ini, berarti anda telah bertahallul tsani dan diperbolehkan kembali bagi anda seluruh mahzhuratil ihram.
Catatan Penting: Thawaf ifadhah boleh diakhirkan, dan sekaligus dijadikan sebagai thawaf wada’ (thawaf perpisahan) yang dilakukan ketika hendak meninggalkan kota suci Makkah.
24. Setelah melakukan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzul Hijjah tersebut, kembalilah ke Mina untuk mabit (bermalam) di sana selama tanggal 11, 12, dan 13 Dzul Hijjah (hari-hari tasyriq). Tidak mengapa bagi anda untuk bermalam 2 malam saja (tanggal 11 dan 12-nya/nafar awal).
25. Selama 2 atau 3 hari dari keberadaan anda di Mina tersebut, lakukanlah pelemparan pada 3 jumrah yang ada; Sughra, Wustha, dan Aqabah (Kubra). Pelemparan jumrah pada hari-hari itu dimulai setelah tergelincirnya matahari (setelah masuk waktu Dzuhur), hingga waktu malam.
Caranya: Sediakan 21 butir batu kerikil (sebesar kotoran kambing). Kemudian pergilah ke jumrah Sughra dan lemparkanlah ke arahnya 7 butir batu kerikil (satu demi satu) dengan bertakbir pada setiap kali pelemparan. Pastikan lemparan tersebut masuk ke dalam sasaran. Bila ternyata tidak masuk, maka ulangilah lemparan tersebut walaupun dengan batu yang didapati di sekitar anda. Setelah selesai, majulah sedikit ke arah kanan, lalu berdirilah menghadap kiblat dan angkatlah kedua tangan anda untuk memohon (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala segala apa yang diinginkan. Lalu pergilah menuju jumrah Wustha. Setiba di jumrah Wustha, lakukanlah seperti apa yang anda lakukan di jumrah Sughra. Setelah selesai, majulah sedikit ke arah kiri, berdirilah menghadap kiblat, dan angkatlah kedua tangan anda untuk memohon (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala segala apa yang diinginkan. Lalu pergilah menuju jumrah Aqabah. Setiba di jumrah Aqabah, lakukanlah seperti apa yang anda lakukan di jumrah Sughra dan Wustha. Setelah itu, tinggalkanlah jumrah Aqabah tanpa melakukan doa padanya.
26. Bila anda ingin mabit 2 malam saja di Mina (tanggal 11 dan 12 Dzul Hijjah), maka keluarlah dari Mina sebelum terbenamnya matahari tanggal 12 Dzul Hijjah, tentunya setelah melempar 3 jumrah yang ada. Namun jika matahari telah terbenam dan anda masih berada di Mina, maka wajib untuk bermalam lagi dan melempar 3 jumrah di hari ke-13-nya (yang afdhal adalah mabit 3 malam di Mina/nafar tsani). Diperbolehkan bagi orang yang sakit atau pun lemah yang benar-benar tidak mampu melakukan pelemparan untuk mewakilkan pelemparannya kepada yang dapat mewakilinya. Sebagaimana diperbolehkan pula bagi orang yang mewakili, melakukan pelemparan untuk dirinya kemudian untuk orang yang diwakilinya diwaktu dan tempat yang sama (dengan batu yang berbeda).
27. Dengan selesainya anda dari kegiatan melempar 3 jumrah pada hari-hari tersebut (baik mengambil nafar awwal atau pun nafar tsani), berarti telah selesai pula dari kewajiban mabit di Mina. Sehingga diperbolehkan bagi anda untuk meninggalkan kota Mina dan kembali ke hotel atau maktab masing-masing yang ada di kota Makkah.
28. Bila anda hendak meninggalkan kota Makkah (baik yang akan melanjutkan perjalanan ke kota Madinah atau pun yang akan melanjutkan perjalanan ke tanah air), maka lakukanlah thawaf wada’ dengan pakaian biasa saja/bukan pakaian ihram dan tanpa Sa’i, kecuali bagi anda yang menjadikan thawaf ifadhah sebagai thawaf wada’nya maka harus bersa’i.
Demikianlah bimbingan manasik haji Tamattu’ yang kami ketahui berdasarkan dalil-dalilnya yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keterangan para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Semoga taufiq dan hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengiringi kita semua, sehingga diberi kemudahan untuk meraih predikat haji mabrur, yang tiada balasan baginya kecuali Al-Jannah.
Amin Ya Mujibas Sa`ilin.

Sumber Bacaan:
1. At-Tahqiq wal-Idhah Lilkatsir Min Masa`ilil Hajji wal Umrah waz Ziyarah, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz.
2. Hajjatun Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam Kama Rawaha ‘Anhu Jabir radhiyallahu ‘anhu, karya Asy-Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani.
3. Manasikul Hajji Wal ‘Umrah, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin.
4. Al-Manhaj limuridil ‘Umrah wal Hajj, karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin.
5. Shifat Hajjatin Nabi, karya Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu.
6. Dalilul Haajji wal Mu’tamir wa Zaa‘iri Masjidir Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, karya Majmu’ah minal ‘Ulama, terbitan Departemen Agama Saudi Arabia.

1 Para ulama sepakat bahwasanya kaum wanita tidak diperbolehkan (makruh) mengeraskan talbiyahnya, sebagaimana yang dinukilkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi. Lihat Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hal. 51, catatan kaki no. 10.
2 Ini merupakan pendapat Asy-Syaikh Al-Albani. Lihat Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hal.57, catatan kaki no. 23.
3 Ini merupakan pendapat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Lihat At-Tahqiq wal-Idhah hal. 39.
4 Sebagaimana penjelasan Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin dalam Manasikul Hajji wal ‘Umrah.
5 Perbanyaklah bacaan talbiyah ini selama perjalanan haji anda, hingga akan melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzul Hijjah (hari Idul Adha)
6 Berdasarkan riwayat Al-Bukhari, dari ‘Aisyah dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhum bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membolehkan bershaum di hari Tasyriq kecuali bagi seseorang yang berhaji (Tamattu’/Qiran, pen.) dan tidak mampu menyembelih hewan kurban. (Lihat Irwa`ul Ghalil, juz 4 hal. 132, dan keterangan Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Manasik Al-Hajji wal ‘Umrah)


Sumber: http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=384


Baca Selengkapnya..

LPPTKA BKPRMI


LPPTKA-BKPRMI

Singkatan dari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-kanak Al Quran , sebuah lembaga otonom di tubuh organisasi Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) yang dibentuk pada tahun 1990 dan merupakan pelopor dari pembentukan TKA/TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di seluruh penjuru Indonesia. Lembaga ini bertugas untuk menyebarluaskan pendidikan dan pengenalan Al-Quran pada anak-anak sejak usia dini. Untuk memenuhi misinya tersebut lembaga ini mengkordinir TKA/TPA yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi satu jaringan dan menyusun standarisasi kurikulum pengajaran Al-Qur’an dengan metode Iqra’ serta membangun pusat-pusat pelatihan ustadz-ustadzah TKA/TPA di seluruh Indonesia.

http://www.generasiqurani.com Lembaga Pengembangan Pendidikan TKA Pusat (Jakarta)
http://www.lpptka-dki.or.id/ LPPTKA - BKPRMI DKI JAYA
BADAN KOORDINASI TKA-TPA
http:www.anaksholeh.com BADKO TKA-TPA Propinsi DIY
TKA-TPA
http://www.tpamujahidin.com TPA MUJAHIDDIN KOTA JOGJAKARTA
http://darunnajahkids.com/ TKA-TPA PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH
http://www.daarulquran.org Yayasan Taman Pendidikan Darul Quran



Baca Selengkapnya..

Tuesday, December 2, 2008

DOWNLOAD GRATIS

1. DOWNLOAD BELAJAR MEMBACA QURAN (IQRO’) from http://www.qronis.web.id/
Download Klik Langsung Ke:
a. Qronis1-b. Qronis2-c. Qronis3
2. E-BOOK DAN SOFWARE KAJIAN ISLAM
KITAB TAFSIR HADIS
9 kitab tafsir dan 20 kitab hadits
Kitab Alfiyyah Ibnu Malik
AL Mandzhumah Al Baiquniyyah (kitab dasar ilmu hadits)
3. PELAJARAN BAHASA ARAB
Download Pelajaran Bahasa Arab Orang Indonesia di ARABINDO
Download Ilmu Nahwu Bahasa Arab
4. DOWNLOAD LENGKAP
5. SOFTWARE HADITS WEB
Al-Qur’an dan Terjemahannya



Pendahuluan, yakni pembahasan awal mengenai ilmu hadits
Ringkasan Shahih Bukhari
Kumpulan Hadits dari Shahih Muslim
Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi
Kitab Hadits Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam
1100 Hadits Terpilih
Sejarah Singkat Beberapa Ahli Hadits
Artikel-Artikel Tentang Hadits
Dan informasi-informasi menarik lainnya
Bisa langsung download pada SALAH SATU link sebagai berikut:
http://www.sendspace.com/file/588jtb
http://www.savefile.com/files/880974
http://www.axifile.com/?5830425
http://rapidshare.com/files/42418416/HaditsWeb3_Setup.zip
FARAIDH WEB
FaraidWeb 1.0 -
Panduan dan Referensi Belajar Ilmu Faraid/Waris Berdasarkan Syariat Islam.
DAFTAR ISI: Kata Pengantar, - Bab 1. Pendahuluan - Bab 2. Dasar-Dasar Matematika untuk Faraid - Bab 3. Dasar-Dasar Faraid - Bab 4. Pembagian Waris Untuk Ashhabul Furudh - Bab 5. Macam-Macam Ashabah - Bab 6. Al-’Aul dan Ar-Radd - Bab 7. Hak Waris Kakek Dan Saudara - Bab 8. Munasakhat dan At-Takharuj min at-Tarikah - Bab 9. Hak Waris Dzawil Arham - Bab 10. Hak Waris Banci - Bab 11. Hak Waris Janin - Bab 12. Hak Waris Anak Hasil Zina dan Anak Lian - Bab 13. Hak Waris Orang yang Hilang dan Tertawan - Bab 14. Hak Waris Orang yang Mengalami Kematian Bersama - Bab 15. Beberapa Pertanyaan Seputar Harta Warisan - Daftar Pustaka - Lampiran

5. DOWNLOAD E-BOOK LENGKAP (ILMA95.NET)
From web site Erman dan Keluarga, Kepulauan Riau
- LENGKAP
- FIQIH
- AQIDAH
Ada tajwid.exe nya juga lho …
6. PAKDENONO (www.pakdenono.com)
eBook Islam - Buku Islam - Ebook Gratis
Langsung ke Halaman Download : Klik Disini
7. ISLAM-DOWNLOAD.NET
Islamic download - download center islami :: free download gratis mp3 mp3 murattal murattal ceramah ceramah. mp3 mp3 islam nasyid nasyid (no). mp3 mp3 kajian kajian. Ceramah-ceramah. software software program program. Klik Disini.
8. ISLAM HOUSE
E-Book Kaset Makalah Fatwa
Klik : http://www.islamhouse.com/
9. MOBILE PROGRAM AND SOFTWARE
http://www.geocities.com/mobileprogrammes/
10. DOWNLOAD KITAB BAHASA ARAB
- http://www.alwaqfeya.com/ Download Kitab Bahasa Arab
11. E-BOOK PDF FROM BAHAN TARBIYAH (http://www.bahantarbiyah.info/)
Cara download PDF book :
1. Klik dua kali PDF yang ada, kemudian
2. Klik kanan mouse pilih save target as, pilih tempat menyimpan. Save. Tunggu
Langsung ke halaman download, klik disini


Baca Selengkapnya..

Friday, November 28, 2008

PERAN TKA-TPA “MEMURNIKAN AQIDAH” SEJAK USIA DINI

A. Maraknya Aliran Sesat
Aliran Sesat dan Cara Menghindarinya
Pedoman Agar Tak sesat: Baca, Pelajari, Amalkan Al Qur’an dan Hadits
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
”Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia pada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik.” [An Nisaa’:59]
“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku, kamu tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)
Sesat Jika Melanggar Al Qur’an dan Hadits
Dalam Al Qur’an ada perintah sholat, zakat, puasa, haji, berbuat baik, dan sebagainya. Dalam Al Qur’an juga ada larangan berzina, mencuri, berpecah-belah, fanatik golongan, dan sebagainya. Dalam Hadits juga dijelaskan bermacam-macam perintah dan larangan Allah.

            Jika ucapan dan tindakan pemimpin dan anak buahnya bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits (misalnya sholat hanya 1 kali atau mengajarkan perzinahan) maka mereka adalah kelompok sesat.
Rukun Iman  Jika ajaran menyimpang dari rukun Iman, maka dia sesat (Bukhari-Muslim) Rukun Iman: Iman kepada Allah – Mengakui tidak ada Tuhan selain Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab Suci - Meyakini Al Qur’an sebagai kitab suci yang terakhir, benar, dan terjaga keasliannya. Iman Kepada Rasul. Mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir dan tak ada Nabi/Rasul setelahnya. Iman kepada Hari Akhir. Iman kepada Qadla dan Qadar yang baik/yang buruk
Rukun Islam: Jika ajaran menyimpang dari rukun Islam, maka dia sesat (Bukhari-Muslim). Misalnya jika tidak sholat atau sholat hanya 1 x sehari maka dia sesat.
Mengucapkan 2 kalimat syahadah: Asyhadu al Laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah, Sholat 5 waktu (Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya), Puasa bulan Ramadhan, Zakat bagi yang mampu serta Berhaji ke Mekkah jika mampu
Mengingkari Kebenaran Al Qur’an
           Jika meragukan kebenaran Al Qur’an maka dia sesat. Contohnya paham Liberalisme yang meragukan Al Qur’an berdasarkan hadits palsu yang dibuat oleh orientalis:
“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
“Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat  yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. “ [Al Baqarah:23]
“Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Mekah) dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap Al Quran.” [Huud:110]
Menafsirkan Al Qur’an Semaunya
         Ciri Aliran sesat adalah menafsirkan Al Qur’an semaunya untuk menimbulkan perpecahan. Ayat Al Qur’an yang jelas tidak perlu ditafsirkan lagi. Ada pun Ayat Al Qur’an yang kurang jelas ditafsirkan dengan memakai ayat Al Qur’an lain yang berkaitan. Jika tak ada dengan hadits Nabi yang sahih. “Dia menurunkan Al Quran kepadamu. Di antaranya ada ayat yang muhkamaat [jelas], itulah pokok isi Al qur’an dan yang lain ayat mutasyaabihaat [tak jelas]. Orang yang condong pada kesesatan  mengikuti ayat-ayat yang mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dengan mencari-cari artinya, padahal tak ada yang tahu selain Allah. Orang yang dalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat yang mutasyaabihaat, semua itu dari  Tuhan kami.” [Ali ‘Imran:7]
Mengingkari Hadits Nabi
           Jika mengingkari Hadits/Sunnah Nabi maka sesat. Kelompok ini termasuk kelompok Ingkar Hadits/Sunnah.
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An Nisaa’:59]
“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku, kamu tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)
Mengakui ada Nabi Setelah Muhammad
          Banyak aliran sesat yang mengaku pimpinannya sebagai Nabi/Rasul setelah Muhammad SAW. Ini bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits. ”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [Al Ahzab:40]
          Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Memisahkan Diri dari Jama’ah Islam
         Ada kelompok sesat menganggap seluruh ummat Islam di luar kelompok mereka sesat/bid’ah. Ini kelompok Khawarij yang jumlahnya selalu minoritas. Ikutilah jama’ah terbanyak:
“Dan berpeganglah kamu semua pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai..” [Ali Imran:103]
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin” [At Taubah:107]
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku atas kesesatan dan perlindungan Allah beserta orang banyak.” [HR Tirmidzi]
- Sesat jika menganggap hanya kelompoknya yang benar:
- Tidak mau mengaji dengan guru di luar kelompoknya
- Tidak mau sholat dengan orang di luar kelompoknya
- Tidak mau sholat di masjid yang bukan milik kelompoknya.
- Tidak mau membantu orang-orang Islam di luar kelompoknya.
           Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka.” [Al An’am:159]
“yaitu orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. “ [Ar Ruum:32]
Tips Agar Tak Sesat
Baca dan Pelajari Al Qur’an dan Hadits
        Untuk terjemah Al Qur’an cari yang versi Depag/M Yunus
        Hadits yang sahih dan terkenal ada 6 (Kutuubus Sittah) terdiri dari: Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Imam Ahmad, dan Ibnu Majah, Pelajari juga Asbabun Nuzul: Hadits berisi penjelasan turunnya Al Qur’an serta Bulughul Marom: Hadits kumpulan Ibnu Hajar yang sistematis menjelaskan hukum Islam. Bergurulah dengan banyak guru yang lurus sehingga ada perbandingan.  Ikuti sunnah Nabi dan jangan berpisah dari jama’ah Islam terbesar (Ahlus Sunnah wal Jama’ah).
          Aliran Sesat memberi target kepada pengikutnya untuk merekrut anggota baru di masjid-masjid dan kampus. Hati-hati terhadap guru ngaji yang tidak anda kenal reputasinya meski teman anda yang mengenalkan. Minta referensi dari keluarga dan BEBERAPA teman anda.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” [Al Israa’:36]
Tanya pada para ulama di MUI apakah satu aliran sesat/tidak
“..bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak tahu” [An Nahl:43]
Di situs www.mui.or.id dijelaskan aliran-aliran yang sesat
Referensi: 10 Ciri Aliran Sesat Menurut MUI. Baca juga eramuslim.com
B. Peran TKA-TPA dalam Pemurnian Aqidah Sejak Dini
          Sudah seharusnya, setiap ustadz dan ustadzah selalu menanamkan aqidah yang murni sejak dini kepada para santrinya. Dalam hal ini perannya menjadi sangat besar, mendampingi pembinaan aqidah si santri dalam lingkungan keluarganya.
c. Regenerasi dan Pembinaan Berkesinambungan Pasca TKA-TPA
        Tidak selamanya seorang anak didik menjadi santri. Dia terus berkembang dengan bertambah usia, ilmu dan pengetahuannya, bahkan kemudian menjadi pembantu atau pengganti seniornya dan menjadi seorang ustadz atau ustadzah. Regenerasi inilah yang harus terus berkesinambungan. Estafet ini akan terus berlangsung dan semakin maju apabila pengelolaan TKA-TPA lebih profesional dan bersungguh-sungguh



Baca Selengkapnya..

Sunday, November 23, 2008

Ustadz Yang Handal

A. Paham Gaya Belajar Santrinya

Mungkin diantara para ustad-utadzah di TKA-TPA pernah menjumpai santri yang suka berlarian dikelas, banyak bicaranya dan ada juga santri yang diam pemurung, sehingga sering kita menganggapnya sebagai suatu masalah dalam proses pembelajaran. Perilaku santri seperti yang digambarkan diatas bukanlah sebuah masalah dalam proses pembelajaran bila para ustad-ustadzah memahami apa yang namanya gaya belajar santri. Karena gaya belajar santri tercermin dari perilaku santri sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran.

Ada tiga gaya belajar yang dimiliki oleh para santri diantaranya ;

*
Gaya belajar visual
*
Gaya belajar auditorial
*
Gaya belajar kinestetik

Gaya belajar merupakan cara seorang anak didalam menerima atau memproses informasi. Dimana seorang anak bisa saja memiliki salah satu gaya belajar tersebut atau lebih dari satu gaya belajar.



1. Gaya belajar visual

Gaya belajar visual didalam menerima atau memproses informasi dengan cara melihat. Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar visual diantaranya ;

*
Selalu rapih dan teratur.
*
kalau berbicara cepat
*
Teliti dan detail.
*
Mementingkan penampilan.
*
Mengingat apa yang dilihat dari pada yang didengar.
*
Tidak terganggu oleh keributan.
*
Pembaca cepat dan tekun.
*
Suka membaca.
*
Suka mencoret-coret tanpa arti bila sedang berbicara atau mendengar
*
Sering menjawab pertanyaan dengan singkat seperti ya dan tidak.
*
Lebih suka memperagakan dari pada berbicara.

2. Gaya belajar auditorial

Gaya belajar auditorial yaitu belajar dengan cara mendengar seperti, mendengarkan ceramah, siaran Radio dan Radio kaset. Gaya belajar auditorial memiliki ciri-ciri seperti ;

*
Mudah terganggu oleh keributan.
*
Suka berbicara pada diri sendiri pada saat kerja
*
Membaca dengan besuara
*
Merasa sulit menulis tapi pandai bercerita.
*
Umumnya bicaranya fasih
*
Lebih mudah mengingat dari mendengar
*
Suka bicara dan diskusi

3. Gaya belajar kinestetik

Gaya belajar kinestetik yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja menyentuh bersifat ketrampilan tubuh. Ciri-ciri dari gaya belajar kinestetik adalah ;

*
Berbicara perlahan.
*
Merespon perhatian fisik
*
Mencari perhatian dengan menyentuh.
*
Berdiri dekat bila berbicara dengan orang lain.
*
Banyak bergerak.
*
Mengahafal dengan cara berjalan dan melihat.
*
Tidak tahan duduk lama.
*
Banyak menggunakan isyarat tubuh.
*
Belajar mealui praktek.

Seorang guru TPA yang handal harus memahami gaya belajar santrinya, apakah memiliki gaya belajar visual, auditoril atau kinestetik sehingga didalam menjalankan proses pembelajaran dia akan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar santrinya.Bila para ustad-ustadzah menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar santrinya maka Insya Allah santri akan lebih cepat memahami materi pelajaran yang disampaiakannya.

B. MENGUASAI MATERI, SUASANA BELAJAR DAN KONDISI RUANGAN

1. Penguasaan Materi dan Cara Penyampaian

Untuk mengetahui materi pembelajaran TKA/TPA secara semaksimal mungkin, hal ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.

Demikian pula dengan cara penyampaiannya, yang menyesuaikan dengan usia para santri.

2. Menguasai Suasana Belajar

Suasana gaduh dalam kelas tentu sangat mengganggu, Terdapat beberapa trik agar tidak gaduh.

3. Menguasai Kondisi dalam Ruangan

C. KEMAMPUAN INTERAKTIF TERHADAP SANTRI

Keterampilan komunikasi ustadz

Kemampuan berkomunikasi ustadz/ustadzah, sangat diperlukan.

Melatih Keterampilan komunikasi santri

Ketrampilan komunikasi anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Pada usia pra sekolah, anak memerlukan suatu lingkungan yang mampu menstimuli ketrampilan komunikasinya. Taman Pendidikan Al Quran sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal berperan penting dalam meningkatkan kemampuan ketrampilan komunikasi anak melalui program-program yang dirancangnya. Tingkat keterlibatan santri terhadap program-program yang ada pada TKA/TPA secara teoritis memiliki pengaruh terhadap kemampuan ketrampilan komunikasianak.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Stewart L. Tubb dan Sylvia Moss yang menyatakan bahwa sifat komunikasi anak secara umum ada 2 macam: Pertama, Komunikasi Egosentris. Artinya, anak selalu berbahasa dengan bahasa yang selalu membuat pernyataan, bahkan perdebatan, alih-alih memberi alasan pernyataannya. Anak tersebut hampir tidak pernah bertanya pada dirinya, apakah ucapannya dimengerti. Baginya semua itu sudah jelas, karena ia sama sekali tidak memikirkan orang lain ketika ia berbicara. Kedua, Komunikasi Sosiosentrik. Artinya meliputi penyajian informasi kepada penerima dan dalam beberapa hal cara pandang penerima, ini lebih melibatkan penyandian sosial daripada penyandian nonsosial. Adapun dalam pola belajar berbicara, biasanya terdapat empat bentuk prabicara, yaitu menangis, berceloteh, isyarat, dan pengungkapan emosi.

C. MAMPU MENGIKAT HUBUNGAN BATHIN YANG ERAT DENGAN PARA SANTRINYASeorang ustadz-ustadzah TKA/TPA yang sangat disayangi oleh para santrinya, tentu lebih mudah memberikan materi. Ikatan hubungan batin dengan santrinya ini dapat diciptakan.



D. MENELADANI PENDIDIK DALAM AL QUR’AN DAN HADITS

1. Rasulullah SAW

Mengkaji perjalanan hidup Rasulullah SAW adalah bagaikan mengarungi lautan yang tidak bertepi karena sangat luas, sangat kaya, dan sangat mencerahkan. Keluasan suri tauladan Muhammad SAW mencakup semua aspek hidup dan kehidupan. Perjalanan hidup pribadi, keluarga, bisnis, sosial, politik, militer, hukum, dan pendidikan Rasulullah SAW dengan disiplin leadership dan manajemen. Teritorial suri tauladan Rasulullah SAW tidak lagi di dalam masjid dan mushalla tetapi mulai keluar merambah manajemen pasar modal, perbankan, asuransi, sistem hukum, manajemen stratejik, pembiayaan ekspor-impor, sistem pendidikan, dan bidang-bidang kehidupan lainnya.

2. Para Nabi



3. Luqman Al Hakim

Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur’an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.

“Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan badah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir.”

“Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya.”

“Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu.”

?”Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya.”

“Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan.”

“Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang.”

“Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:

1. Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gaya Belajar, (Drs. Taufik Hidayat S.) http://www.lpptka-dki.or.id

2. SEPTI IRAWATI, Pengaruh Program Play Group “Al-Fath” Kediri Terhadap Ketrampilan BerkomunikasiAnak. Institut Teknologi Bandung. http://digital.lib.itb.ac.id

3. Muhammad SAW, The Super Leader Super Manager, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec , Penerbit: MQS Publishing.

4. http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=132&cat=2


Baca Selengkapnya..

Sepeda Hias


Menyambut hari pertama puasa 1429 H santri-santri mengadakan acara sepeda hias. Sepeda di rias habis-habisan dengan berbagai aksesoris menurut krestifitas santrisendiri. Walau haus dan laper jadi satu tapi tetap semangat 45. Dimulai jam setengah lima sore, start dan fi

nish di Masjid Baitussalam. Dengan rute melintasi beberapa desa tetangga. Ada yang nangis, ada yang tertinggal eh ada juga yang di anterin ama wali santri dan masih banyak keceriaan yang laen..
Dan Akhirnya setelah lelah bersepeda ria waktu berbuka puasa pun tiba....
Aahhh Alhamdulillah setetes air hilangkan dahaga setelah seharian berpuasa.

Baca Selengkapnya..

Tujuh belasan di Baitussalam




Hizbul Wathan minal Iman (cinta tanah air sebagian dari iman).
Untuk ikut menyemarakkan hari kemerdekaan Ri Yang Ke 63, santri-santri Tka Tpa baitussalam pun tak ingin ketinggalan. Bekerja sama dengan karang taruna setempat digelarlah

berbagai pelombaan. Setelah melalui seleksi yang ketat dipilihlah berbagai macam perlombaan. Perlombaan dibagi dua kategori, yaitu agama dan umum. Di antara lomba keagamaan yaitu lomba Adzan dan Iqomat, mewarnai, menyusun hadits, menyusun huruf hijaiyah, dan lomba umum di antaranya lari karung, lari kaleng, ambil koin, pasang kukusan, pecah balon dan lain-lain,(untuk panitia ada lomba tulis sms). wuaahh pokoknya meriah dech..
Acara ditutup dengan pengajian dan pemberian hadiah.

Baca Selengkapnya..

Alamat Tka Tpa Baitussalam




Alamat : Celan Trimurti Srandakan Bantul
Kode Poss : 55762
E-mail : tkatpa_baitussalam@yahoo.com
WebBlog : www.tkatpa-baitussalam.blogspot.com

Baca Selengkapnya..

Tuesday, November 11, 2008

KURIKULUM PENDIDIKAN TKA-TPA BAITUSSALAM

Karakteristik Anak Usia Pra Sekolah-Sekolah Dasar
Subyek didik (santri) pada umumnya anak usia pra sekolah–sekolah dasar adalah mereka yang menjadi sentral program pendidikan dan perhatian kurikulum ini. Sehingga substansi kurikulum yang dirumuskan ini dan yang dikembangkan di dalam tataran paksis (praktek di lapangan) pun harus senantiasa disesuaikan dengan dunia anak. Oleh karena itu, pengetahuan akan karakteristik anak harus senantiasa segar di dalam benak setiap orang yang berinteraksi dengan mereka.
Pemahaman tentang tahap-tahap perkembangan anak, dapat mengarahkan pendidik memiliki kesanggupan di dalam memberikan pelayanan atau perlakuan yang sesuai dengan irama perkembangan dan pertumbuhan anak, sesuai dengan jiwa anak.

Akhirnya, anak akan terhindar dari perlakuan yang tidak pada tempatnya (dzalim).
Setiap anak, memiliki irama pertumbuhan dan perkembangan masing-masing yang terkadang memerlukan perlakuan yang amat khusus. Walau demikian, secara umum, mereka memiliki ciri atau karakteistik pertumbuhan dan perkembangan yang hampir sama untuk tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan tertentu. Berdasar karakteristik yang umum tersebut, para orang tua dan setiap orang yang berinteraksi dengan anak dapat menyiapkan diri untuk mengarahkan dan membimbing mereka.
Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan di dalam pembahasan ini yakni adanya perubahan fisik/ tubuh anak ke arah penyempurnaannya. Sedangkan istilah perkembangan merupakan perubahan psikhis (kejiwaan) ke arah penyempurnaannya.
Peranan TKA-TPA

Gerakan TKA/TPA/TQA yang pernah digaungkan pada kurun tahun 1989 oleh Alm. Bp. As’ad Humam telah melahirkan ribuan TKA/TPA/TQA diseluruh Indonesia. Gerakan TKA/TPA/TQA telah memberi kontribusi yang cukup banyak bagi pendidikan anak usia dini (PAUD) tentang dasar-dasar agama sebagai pondasi tatanan moral umat

Metode dan Pendekatan Pembelajaran TKA-TPA

Metode yang digunakan dalam pembelajaran santri TK-TPA Al-Quran adalah metode IQRO, yang memiliki 6 jilid dengan masing-masing 33 s.d 35 halaman. Dan dilaksanakan dengan sistem PRIVAT dan sistem KLASIKAL. Penggunaan metode IQRO’ dipilih karena kemudahan dan fleksibilitasnya. Dikatakan mudah dan fleksibel, karena:

1.
Dapat dipelajari oleh siapa saja yang berkemauan keras dari usia kanak-kanak sampai dengan orang dewasa dan orang yang sudah lanjut usia.
2.
Dapat diterapkan pada beberapa jenis jenjang pendidikan:
- Sekolah Formal: Taman Kanak-Kanak (TK) SD / MI, SLTP & SLTA.
- Kursus-kursus atau privat
- Pada TKA (4-7 tahun) dan TPA (7-12 tahun)
- Penggunaan metode IQRO’ ini dipadukan dengan kurikilum yang disusun berdasarkan standar kurikulum yang telah ditetapkan LPPTKA-BKPRMI.
3.
Sistem Privat adalah pendekatan pembelajaran secara person to person (individual), yang dilakukan dengan mendengarkan langsung bacaan IQRO’ dari santri satu persatu.
Sedangkan Sistem Klasikal adalah pendekatan pembelajaran secara bersamaan, seperti halnya metode yang dilakukan oleh sekolah-sekolah formal, biasanya diisi dengan pemberian materi hafalan:
- Doa dan Adab Harian,
- Bacaan Shalat,
- Surah-Surah Pendek, dan
- Ayat-Ayat Pilihan

Ditambah dengan beberapa pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang kami gunakan seperti:
- Praktek / Ilmu Tajwid,
- Praktek Shalat,
- Tahsinul Kitabah,
- Kaligrafi (Khat Arab),
- Menggambar / Mewarnai,
- Bahasa Arab,
- Bahasa Inggris, dan
- BCM (Bermain, Cerita, Menyanyi)
Waktu belajar yang kami terapkan yaitu selama 3 hari (Senin, Rabu dan Sabtu) dalam satu pekan pada sore hari, dengan belajar efektif 80 menit setiap harinya mulai pukul 16.30 sampai dengan 17.45 dengan pembagian sebagai berikut:

- Pembukaan (5 menit)

- Klasikal Awal (15 menit)

- Privat Bacaan IQRO’ (45 menit)
- Klasikal Akhir (10 menit)

- Penutup (5 menit)

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan yang telah didapakan oleh santri dalam proses pembelajaran, maka dilaksanakan tugas harian, ulangan harian, ujian setiap semester, sebagai evaluasi nyata mendapatkan data yang akurat mengenai prestasi setiap santri, yang kemudian diberikan nilai pada raport.

Baca Selengkapnya..

Tuesday, November 4, 2008

MUQADDIMAH


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan berbagai nikmatnya kepada kita semua terutama nikmat iman dan islam juga nikmat kesehatan dan nikmat-nikmat yang lain, yang tidak dapat kita hitung jumlahnya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita nabi Muhammad SAW beserta para keluaga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalan islam. Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam mensukseskan pembuatan blog Tka Tpa Baitussalam Celan. Kami harap blog ini akan melebarkan sayap dakwah sehingga tidak hanya mencangkup daerah kami sendiri yaitu Celan Trimurti Srandakan Bantul akan tetapi juga mampu menembus batas ruang dan waktu. Untuk selanjutnya dengan dibuatnya blog ini dapat digunakan sebagai media silaturahmi, tolabul’ilmi, dan saling tukar menukar informasi yang akan menambah erat hubungan antar umat islam. Tidak ada gading yang tak retak dan begitu pula dengan blog ini, masih banyak kekurangan di sana-sini untuk itu kami tetap menanti saran dan kritik dari semua pembaca untuk menjadi lebih baik. Yang terakhir kami ucapkan selamat menjelajah kepada anda semua, semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari godaan syetan. Amiin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca Selengkapnya..